Disini adalah surgaku

Beberapa bulan lalu, aku pergi ke sebuah museum lokal. Setelah lama berjalan dan melihat-lihat, aku merasa ingin buang air kecil.
Keluar dari wc, aku ingin kembali ke ruang galeri. Namun aku tak mengingat kemana arah keluarnya. Yang aku temukan hanya 2 lorong kecil yang sempit dan gelap. Mengikuti rasa penasaran, aku menyusuri salah satu lorong tersebut. Semakin dalam, udara semakin lembab dan bau anyir memenuhi indra penciumanku saat akhirnya aku menemukan pintu kayu tua yang sedikit terbuka. Aku masuk kedalamnya. Ada suara musik klasik terdengar. Kuikuti sumber suara itu, dan aku menemukan seorang pria tua tengah duduk membelakangiku sambil melakukan suatu pekerjaan. Merasa ada orang masuk kedalam markasnya, ia menoleh.
"ANJRIT! SUKIJAN?", aku terpekik.
"Sukiman? Sudirman?",

*beuh,garing,edit*

Aku terpekik saat pria tua itu menoleh melihatku. Wajahnya yang separuh terkena luka bakar mengagetkanku bukan? Bukan. Yg lebih mengagetkanku adalah apa yang ia kerjakan. Ia sedang melepaskan seluruh kulit seorang wanita dihadapannya dengan perkakas-perkakas yang ada dilantai dan dinding ruangan itu.

Sadar aku telah masuk kedalam sarang psycho, dalam kepanikan aku mencoba keluar dari tempat itu sejauh mungkin. Namun terlambat, orang itu melempar kapaknya dan hampir mengenai lenganku kalau saja aku terlambat sepersekian detik menghindar.

Tapi pada akhirnya aku tetap tertangkap. Aku (belum) tidak diapaapakan olehnya. Aku hanya diikat dan duduk dekat dengannya. (cie,modus)
Setelah selesai mengurusku dia kembali pada pekerjaannya. Sepertinya dia ingin memperlihatkan padaku cara membuat kesenian itu. Baik, akan aku ceritakan.

Setelah dia melepas seluruh kulit wanita itu, dia menuangkan cairan kental putih yg panas (bukansusukentelmanis) keseluruh tubuh wanita itu. Setelah itu dia menatap tajam kearahku. Ternyata aku bernasib sama seperti wanita tadi.
Seminggu kemudian aku dan beberapa teman sepengalaman dibawa oleh pria tua itu keluar dari lorong gelap menuju galeri pameran untuk dipajang. Menambah patung-patung koleksi dalam museum itu.

Jam 3 dini hari,sebelum meninggalkan museumnya, pria tua itu membalikkan papan kayu bertuliskan: WALTER'S WAX MUSEUM. CLOSED.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ps: ini gw terinspirasi dari salah1 film fav gw, house of wax. Itu jd patung2 lilinnya made of corpse. Wow. Atiati kalo ke museum yg mirip2 kek gini bro.

Comments

Popular posts from this blog

LIVING MY OWN DREAM (pt. 1) : Bridging Course program

HENNA